Minggu, 19 Desember 2010

Mengelola Kegiatan Memproduksi Barang dan Jasa

Mengelola kegiatan memproduksi barang dan jasa

Bentuk-bentuk proses produksi

1. Proses Analyitc dan Synthetic

Proses analyitic merupakan bentuk proses produksi yang menciptakan beberapa barang dari suatu jenis bahan mentah atau input

Proses synthetic merupakan bentuk proses yang menggabungkan beberapa input atau bahan mentah menjadi satu barang lain

2. Proses Continuous dan Intermittent

Proses produksi untuk menghasilkan barang-barang yang tetap bermutu dan bentuknya seperti gelas, kertas, dan paku bersifat proses produksi yang continuous

Proses produksi yang bersifat intermittent apabila mesin tidak digunakan secara terus menerus dan dari waktu ke waktu alat produksi disesuaikan dengan perubahan barang yang akan diproduksi

Mengelola dan menendalikan proses produksi

Merencanakan jadwal produksi

Penjadwalan proses produksi sering dikatakan sebagai master production schedule (MPS) merupakan penjadwalan waktu dari tahapan pekerjaan yang telah direncanakan dan akan dilaksanakan

Dalam kegiatan memproses dan memproduksi barang penjadwalan kerja dapat menggunakan salahsatu dari dua cara sebagai berikut :

1. Diagram Gantt

Diagram ini dikembangkan oleh Henry L.Gant pada awal abad ke-20. Diagram gantti ini merupakan suatu tabel yang menunjukkan kerja-kerja yang akan dilakukan/diproduksi dan periode pelaksanaan dari setiap pekerjaan yang akan dilakukan

2. Diagram PERT

Seperti juga dalam menggunakan diagram Gantt, dalam menggunakan diagram PERT, untuk setiap kegiatan perlu ditentukan durasi atau periode waktu yang diperlukan untuk menyelesaikannya. Denan cara ini dapatlah ditentukan waktu yang diperlukan dalam melakukan kegiatan produksi

Melakukan manajemen terhadap inventori

Dalam mengelola dan mengatur barang inventori yaitu bahan mentah, barang yang sedang diproses dan barang jadi haru diusahakan agar perbelanjaan untuk tujuan tersebut diminimumkan tetapi proses produksi tetap berjalan secara efisien dan permintaan pelanggan dapat dipenuhi dengan segera.

Sumber dirangkum dari buku pengantar bisnis (edisi pertama) Sadono Sukirno

Mengorganisasikan Perusahaan

Mengorganisasikan Perusahaan

Fungsi mengorganisasikan merupakan fungsi kedua dari manajemen. Kegiatan mengorganisasikan suatu perusahaan atau badan lain meliputi dua jenis kegiatan yaitu :

1. Menentukan struktur organisasi perusahaan struktur organisasi perusahaan sesuai dengan tujuan yang ingin di capai dan sesuai dengan sumber-sumber daya yang ada

2. Menentukan wewenang,tugas, dan tanggungjawab setiap orang yang bekerja diperusahaan

Langkah-langkah untuk mengorganisasi :

1. Perencanaan Organisasi

2. Penentuan Organisasi

3. Menentuan Pegawai

4. Evaluasi

Perubahan struktur organisasi dan masalahnya

Mengubah struktur organisasi

Perubahan struktur organisasi dapat terjadi dikarenakan kebutuhan konsumen yang berubah, perubahan latar belakang pendidikan para pekerja, dan terjadinya perubahan-perubahan teknologi. Inilah factor-faktor yang dapat membuat sebuah struktur organisasi berubah. Perusahaan perlu melakukan proses penyesuaian dalam menampung persoalan –persoalan tersebut.

Strategi dan struktur organisasi

Struktur orgaisasi merupakan sarana yang dapat menolong para manajer untuk mencapai sasaran mereka. Langkah pertama dalam membuat sruktur organisasi harus mengacu pada rencana dan tujuan organisasi. Jika para manajer bersepakat untuk mengubah strategi organisasi, maka mereka harus memodifikasi struktur organisasi untuk menampung dan mendukung perubahan tersebut.

Teknologi dan struktur organisasi

Setiap organisasi pasti menggunakan satu bentuk teknologi untuk mengubah bahan baku menjadi produk. Dari studi-studi hubungan teknologi dan struktur organisasi, umumnya berbagai studi memperlihatkan bahwa struktur organisasi akan menyesuaikan diri dengan teknologi yang mereka miiliki. Pada umumnya, semakin rutin teknologi tersebut, struktur organisasi dapat lebih dibakukan. Jika menggunakan teknologi yang selalu berubah dalam kurun waktu tertentu, hal ini akan berimplikasi pada struktur organisasi.

Ketidakpastian lingkungan dan struktur organisasi

Salahsatu cara mengatasi ketidakpastian lingkungan adalah melalui penyesuaian dalam struktur organisasi. Pengorganisasian dilaksanakan dengan kesadaran yang sama baik dalam lingkungan eksternal maupun internal suatu perusahaan.

Sumber dirangkum dari buku pengantar bisnis (edsi pertama) Sadono Sukirno

Minggu, 07 November 2010

Bisnis internasional

Bisnis Internasional


Bisnis internasional adalah semua transaksi bisnis, baik pemerintah maupun swasta, yang melibatkan dua negara atau lebih.

Mengapa kita perlu tertarik mempelajari bisnis ini? Jawaban sederhananya adalah bisnis ini meliputi bisnis skala besar maupun berkembang dari seluruh bidang usaha.

Hari ini, hampir semua perusahaan, besar atau kecil, akan terpengaruh oleh kegiatan dan kompetisi global, karena sebagian besar menjual keluar dan/atau investor yang aman dari luar negeri dan/atau bersaing dengan produk dan layanan yang berasal dari luar negeri.

Beberapa perusahaan yang terlibat dalam beberapa bentuk bisnis internasional melakukan kegiatan ekspor dan impor dalam transaksinya.

Banyak dari ahli-ahli bisnis ini menyatakan bahwa ekspor adalah proses logis yang alami alam, terutama dilihat sebagai metode pemahaman negara sebagai target, yang sesuai dengan perpaduan pemasaran, mengembangkan rencana pemasaran berdasarkan penggunaan gabungan , melaksanakan rencana melalui strategi, dengan menggunakan metode kontrol untuk memastikan strategi untuk bertahan.

Proses ekspor ini dikaji dan dievaluasi secara berkala dan dimodifikasi yang dibuat dengan menggunakan percampuran, untuk mendapatkan pangsa pasar yang berdampak pada perubahan daya saing.

Pandangan ini tampaknya menunjukkan bahwa banyak teori bisnis internasional yang berkaitan dengan perusahaan yang berbasis internasional dan mempunyai ambisi-ambisi global, tidak sering berubah tergantung pada kebutuhan khusus dari setiap negara.

Inti masalah lain bisnis internasional adalah pertumbuhan perusahaan, pentingnya jaringan dan interaksi. Pandangan ini tampak pada cara dimana perusahaan dan organisasi berinteraksi dan membentuk jaringan, dimana satu sama lain memperoleh keuntungan komersial di pasar dunia.

Jaringan yang sama dapat menggunakan sub-kontraktor atau komponen, berbagi penelitian dan pengembangan atau biaya operasi yang sama. Jelas, ketika usaha merumuskan sebuah blok perdagangan tanpa hambatan internal, maka mereka benar-benar membuat jaringan mereka sendiri.

Kolaborasi dalam aerospace, manufaktur kendaraan dan teknik yang disponsori semua pembangunan suatu negara atau sekelompok negara berdasarkan pandangan mereka sendiri membangun jaringan internal pasar.

Jaringan dan interaksi pendekatan internationalisasi menunjukkan substansi yang dapat mempengaruhi keputusan ketika mengetahui bagaimana jaringan global pemain bekerja atau berinteraksi.

Misalnya, jaringan pasar yang penting adalah di Timur Tengah. Negara-negara Timur Tengah yang kaya, pasar yang berbeda, dengan bersemangat dan beragam warisan budaya. Ini berarti bahwa meskipun ada proses harmonisasi selama beberapa tahun terakhir, tetapi masih ada perbedaan.

Harus diakui bahwa karena peraturan dan kebutuhan negara-negara harus kembali karena mereka memasuki pasar global atau bisnis internasional, melakukan apapun jenis usaha dapat sangat kompleks. Harus diingat bahwa meskipun negara-negara Timur Tengah yang rata-rata berpenghasilan rendah, mereka ingin perbedaan budaya mereka diakui.

Individu atau perusahaan yang akan atau telah mengakui fakta ini memiliki kesempatan yang baik berhasil mengembangkan strategi pemasaran bisnis internasional untuk memenuhi kebutuhan mereka. Untungnya, beberapa perusahaan telah menyadari perbedaan ini penting, ketika keputusan strategis dibuat untuk penetrasi ke pasar-pasar jenis ini.

Tanggung jawab sosial suatu bisnis

Tanggung jawab sosial perusahaan


Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (selanjutnya dalam artikel akan disingkat CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.

CSR berhubungan erat dengan "pembangunan berkelanjutan", di mana ada argumentasi bahwa suatu perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya harus mendasarkan keputusannya tidak semata berdasarkan faktor keuangan, misalnya keuntungan atau deviden melainkan juga harus berdasarkan konsekuensi sosial dan lingkungan untuk saat ini maupun untuk jangka panjang.


Analisis dan pengembangan

Hari ini yang menjadi perhatian terbesar dari peran perusahaan dalam masyarakat telah ditingkatkan yaitu dengan peningkatan kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungan dan masalah etika. Masalah seperti perusakan lingkungan, perlakuan tidak layak terhadap karyawan, dan cacat produksi yang mengakibatkan ketidak nyamanan ataupun bahaya bagi konsumen adalah menjadi berita utama surat kabar. Peraturan pemerintah pada beberapa negara mengenai lingkungan hidup dan permasalahan sosial semakin tegas, juga standar dan hukum seringkali dibuat hingga melampaui batas kewenangan negara pembuat peraturan (misalnya peraturan yang dibuat oleh Uni Eropa. Beberapa investor dan perusahaam manajemen investasi telah mulai memperhatikan kebijakan CSR dari Surat perusahaan dalam membuat keputusan investasi mereka, sebuah praktek yang dikenal sebagai "Investasi bertanggung jawab sosial" (socially responsible investing).

Banyak pendukung CSR yang memisahkan CSR dari sumbangan sosial dan "perbuatan baik" (atau kedermawanan seperti misalnya yang dilakukan oleh Habitat for Humanity atau Ronald McDonald House), namun sesungguhnya sumbangan sosial merupakan bagian kecil saja dari CSR. Perusahaan di masa lampau seringkali mengeluarkan uang untuk proyek-proyek komunitas, pemberian bea siswa dan pendirian yayasan sosial. Mereka juga seringkali menganjurkan dan mendorong para pekerjanya untuk sukarelawan (volunteer) dalam mengambil bagian pada proyek komunitas sehingga menciptakan suatu itikad baik dimata komunitas tersebut yang secara langsung akan meningkatkan reputasi perusahaan serta memperkuat merek perusahaan. Dengan diterimanya konsep CSR, terutama triple bottom line, perusahaan mendapatkan kerangka baru dalam menempatkan berbagai kegiatan sosial di atas.

Kepedulian kepada masyarakat sekitar/relasi komunitas dapat diartikan sangat luas, namun secara singkat dapat dimengerti sebagai peningkatan partisipasi dan posisi organisasi di dalam sebuah komunitas melalui berbagai upaya kemaslahatan bersama bagi organisasi dan komunitas. CSR adalah bukan hanya sekedar kegiatan amal, di mana CSR mengharuskan suatu perusahaan dalam pengambilan keputusannya agar dengan sungguh-sungguh memperhitungkan akibat terhadap seluruh pemangku kepentingan(stakeholder) perusahaan, termasuk lingkungan hidup. Hal ini mengharuskan perusahaan untuk membuat keseimbangan antara kepentingan beragam pemangku kepentingan eksternal dengan kepentingan pemegang saham, yang merupakan salah satu pemangku kepentingan internal.

"dunia bisnis, selama setengah abad terakhir, telah menjelma menjadi institusi paling berkuasa diatas planet ini. Institusi yang dominan di masyarakat manapun harus mengambil tanggung jawab untuk kepentingan bersama….setiap keputusan yang dibuat, setiap tindakan yang diambil haruslah dilihat dalam kerangka tanggung jawab tersebut

Sebuah definisi yang luas oleh World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) yaitu suatu suatu asosiasi global yang terdiri dari sekitar 200 perusahaan yang secara khusus bergerak dibidang "pembangunan berkelanjutan" (sustainable development) yang menyatakan bahwa:

" CSR adalah merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunitas setempat ataupun masyarakat luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup pekerjanya beserta seluruh keluarganya".

Pelaporan dan pemeriksaan

Untuk menunjukkan bahwa perusahaan adalah warga dunia bisnis yang baik maka perusahaan dapat membuat pelaporan atas dilaksanakannya beberapa standar CSR termasuk dalam hal:

Di beberapa negara dibutuhkan laporan pelaksanaan CSR, walaupun sulit diperoleh kesepakatan atas ukuran yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan dalam aspek sosial. Smentara aspek lingkungan--apalagi aspek ekonomi--memang jauh lebih mudah diukur. Banyak perusahaan sekarang menggunakan audit eksternal guna memastikan kebenaran laporan tahunan perseroan yang mencakup kontribusi perusahaan dalam pembangunan berkelanjutan, biasanya diberi nama laporan CSR atau laporan keberlanjutan. Akan tetapi laporan tersebut sangat luas formatnya, gayanya dan metodologi evaluasi yang digunakan (walaupun dalam suatu industri yang sejenis). Banyak kritik mengatakan bahwa laporan ini hanyalah sekedar "pemanis bibir" (suatu basa-basi), misalnya saja pada kasus laporan tahunan CSR dari perusahaan Enron dan juga perusahaan-perusahaan rokok. Namun, dengan semakin berkembangnya konsep CSR dan metode verifikasi laporannya, kecenderungan yang sekarang terjadi adalah peningkatan kebenaran isi laporan. Bagaimanapun, laporan CSR atau laporan keberlanjutan merupakan upaya untuk meningkatkan akuntabilitas perusahaan di mata para pemangku kepentingannya.

Alasan terkait bisnis (business case) untuk CSR

Skala dan sifat keuntungan dari CSR untuk suatu organisasi dapat berbeda-beda tergantung dari sifat perusahaan tersebut. Banyak pihak berpendapat bahwa amat sulit untuk mengukur kinerja CSR, walaupun sesungguhnya cukup banyak literatur yang memuat tentang cara mengukurnya. Literatur tersebut misalnya metode "Empat belas poin balanced scorecard oleh Deming. Literatur lain misalnya Orlizty, Schmidt, dan Rynes yang menemukan suatu korelasi positif walaupun lemah antara kinerja sosial dan lingkungan hidup dengan kinerja keuangan perusahaan. Kebanyakan penelitian yang mengaitkan antara kinerja CSR (corporate social performance) dengan kinerja finansial perusahaan (corporate financial performance) memang menunjukkan kecenderungan positif, namun kesepakatan mengenai bagaimana CSR diukur belumlah lagi tercapai. Mungkin, kesepakatan para pemangku kepentingan global yang mendefinisikan berbagai subjek inti (core subject) dalam ISO 26000 Guidance on Social Responsibility--direncanakan terbit pada September 2010--akan lebih memudahkan perusahaan untuk menurunkan isu-isu di setiap subjek inti dalam standar tersebut menjadi alat ukur keberhasilan CSR.

Hasil Survey "The Millenium Poll on CSR" (1999) yang dilakukan oleh Environics International (Toronto), Conference Board (New York) dan Prince of Wales Business Leader Forum (London) di antara 25.000 responden dari 23 negara menunjukkan bahwa dalam membentuk opini tentang perusahaan, 60% mengatakan bahwa etika bisnis, praktik terhadap karyawan, dampak terhadap lingkungan, yang merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) akan paling berperan. Sedangkan bagi 40% lainnya, citra perusahaan & brand image-lah yang akan paling mempengaruhi kesan mereka. Hanya 1/3 yang mendasari opininya atas faktor-faktor bisnis fundamental seperti faktor finansial, ukuran perusahaan,strategi perusahaan, atau manajemen.

Lebih lanjut, sikap konsumen terhadap perusahaan yang dinilai tidak melakukan CSR adalah ingin "menghukum" (40%) dan 50% tidak akan membeli produk dari perusahaan yang bersangkutan dan/atau bicara kepada orang lain tentang kekurangan perusahaan tersebut.

Secara umum, alasan terkait bisnis untuk melaksanakan biasanya berkisar satu ataupun lebih dari argumentasi di bawah ini:

Sumberdaya manusia

Program CSR dapat berwujud rekruitmen tenaga kerja dan memperjakan masyarakat sekitar. Lebih jauh lagi CSR dapat dipergunakan untuk menarik perhatian para calon pelamar pekerjaan , terutama sekali dengan adanya persaingan kerja di antara para lulusan. Akan terjadi peningkatan kemungkinan untuk ditanyakannya kebijakan CSR perusahaan, terutama pada saat perusahaan merekruit tenaga kerja dari lulusan terbaik yang memiliki kesadaran sosial dan lingkungan. Dengan memiliki suatu kebijakan komprehensif atas kinerja sosial dan lingkungan, perusahaan akan bisa menarik calon-calon pekerja yang memiliki nilai-nilai progresif. CSR dapat juga digunakan untuk membentuk suatu atmosfer kerja yang nyaman di antara para staf, terutama apabila mereka dapat dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan yang mereka percayai bisa mendatangkan manfaat bagi masyarakat luas, baik itu bentuknya "penyisihan gaji", "penggalangan dana" ataupun kesukarelawanan (volunteering) dalam bekerja untuk masyarakat.

Manajemen risiko

Manajemen risiko merupakan salah satu hal paling penting dari strategi perusahaan. Reputasi yang dibentuk dengan susah payah selama bertahun-tahun dapat musnah dalam sekejap melalui insiden seperti skandal korupsi atau tuduhan melakukan perusakan lingkungan hidup. Kejadian-kejadian seperti itu dapat menarik perhatian yang tidak diinginkan dari penguasa, pengadilan, pemerintah dan media massa. Membentuk suatu budaya kerja yang "mengerjakan sesuatu dengan benar", baik itu terkait dengan aspek tata kelola perusahaan, sosial, maupun lingkungan--yang semuanya merupakan komponen CSR--pada perusahaan dapat mengurangi risiko terjadinya hal-hal negatif tersebut.

Membedakan merek

Di tengah hiruk pikuknya pasar maka perusahaan berupaya keras untuk membuat suatu cara penjualan yang unik sehingga dapat membedakan produknya dari para pesaingnya di benak konsumen. CSR dapat berperan untuk menciptakan loyalitas konsumen atas dasar nilai khusus dari etika perusahaan yang juga merupakan nilai yang dianut masyarakat. Menurut Philip Kotler dan Nancy Lee, setidaknya ada dua jenis kegiatan CSR yang bisa mendatangkan keuntungan terhadap merek, yaitu corporate social marketing (CSM) dan cause related marketing (CRM). Pada CSM, perusahaan memilih satu atau beberapa isu--biasanya yang terkait dengan produknya--yang bisa disokong penyebarluasannya di masyarakat, misalnya melalui media campaign. Dengan terus menerus mendukung isu tersebut, maka lama kelamaan konsumen akan mengenali perusahaan tersebut sebagai perusahaan yang memiliki kepedulian pada isu itu. Segmen tertentu dari masyarakat kemudian akan melakukan pembelian produk perusahaan itu dengan pertimbangan kesamaan perhatian atas isu tersebut. CRM bersifat lebih langsung. Perusahaan menyatakan akan menyumbangkan sejumlah dana tertentu untuk membantu memecahkan masalah sosial atau lingkungan dengan mengaitkannya dengan hasil penjualan produk tertentu atau keuntungan yang mereka peroleh. Biasanya berupa pernyataan rupiah per produk terjual atau proporsi tertentu dari penjualan atau keuntungan. Dengan demikian, segmen konsumen yang ingin menyumbang bagi pemecahan masalah sosial dan atau lingkungan, kemudian tergerak membeli produk tersebut. Mereka merasa bisa berbelanja sekaligus menyumbang. Perusahaan yang bisa mengkampanyekan CSM dan CRM-nya dengan baik akan mendapati produknya lebih banyak dibeli orang, selain juga mendapatkan citra sebagai perusahaan yang peduli pada isu tertentu.

Ijin usaha

Perusahaan selalu berupaya agar menghindari gangguan dalam usahanya melalui perpajakan atau peraturan. Dengan melakukan sesuatu 'kebenaran" secara sukarela maka mereka akan dapat meyakinkan pemerintah dan masyarakat luas bahwa mereka sangat serius dalam memperhatikan masalah kesehatan dan keselamatan, diskriminasi atau lingkungan hidup maka dengan demikian mereka dapat menghindari intervensi. Perusahaan yang membuka usaha diluar negara asalnya dapat memastikan bahwa mereka diterima dengan baik selaku warga perusahaan yang baik dengan memperhatikan kesejahteraan tenaga kerja dan akibat terhadap lingkungan hidup, sehingga dengan demikian keuntungan yang menyolok dan gaji dewan direksinya yang sangat tinggi tidak dipersoalkan.

Motif perselisihan bisnis

Kritik atas CSR akan menyebabkan suatu alasan dimana akhirnya bisnis perusahaan dipersalahkan. Contohnya, ada kepercayaan bahwa program CSR seringkali dilakukan sebagai suatu upaya untuk mengalihkan perhatian masyarakat atas masalah etika dari bisnis utama perseroan.

Teknik Analisis Meramalkan Kas Perusahaan

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian diambil oleh peneliti yaitu pada Perusahaan meubel Lindah Pasuruan, dengan alamat di Jl. Gentong No. 4 Pasuruan.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian yang bersifat studi kasus, yaitu jenis penelitian yang berisikan paparan atau data yang relevan dari hasil penelitian pada obyek penelitian yang mencoba mengetahui dan memecahkan permasalahan yang dihadapi perusahaan.

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Pertumbuhan penjualan yaitu merupakan peningkatan jumlah atau volume penjualan yang telah dicapai oleh perusahaan tahun 2002 sampai 2006.

2. Rekening-rekening neraca yaitu merupakan laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal suatu perusahaan pada suatu saat tertentu, yang meliputi:

a. Aktiva merupakan sumber ekonomi yang digunakan oleh perusahaan dalam rangka untuk menjalankan aktivitasnya.

b. Pasiva adalah pengorbanan ekonomis yang timbul dimasa mendatang dari kewajiban perusahaan yang terjadi.

c. Modal saham adalah sisa aset yang dimiliki oleh perusahaan dikurangi dengan hutang yang dimiliki perusahaan.

3. AFN adalah besarnya dana tambahan yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan berdasarkan peningkatan volume penjualan.

4. Rekening-rekening laporan laba rugi adalah suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan pada suatu periode tertentu, yaitu meliputi:

a. Laba merupakan kenaikan modal saham yang dimiliki oleh perusahaan yang berasal dari pendapatan operasional perusahaan tahun 2006

b. Rugi yaitu merupakan penurunan modal saham yang diakibatkan dari transaksi yang dilakukan oleh perusahaan pada suatu periode tertentu yaitu tahun 2006.

c. Penjualan adalah merupakan serangkaian langkah yang dilalui oleh tenaga penjual dalam sebuah organisasi tertentu untuk menawarkan suatu produk atau jasa tertentu kepada konsumen pada tahun 2006.

D. Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, adalah data yang diperoleh tidak secara langsung melainkan sudah dikumpulkan oleh pihak lain yang sudah diolah. Data sekunder dalam penelitian ini berasal dari arsip perusahaan. Data sekunder tersebut yaitu meliputi data:

a. Gambaran umum perusahaan

b. Jenis produk dan jumlah produksi.

c. Data laporan keuangan, yaitu mengenai neraca dan laporan laba rugi tahun 2002 sampai 2006.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data dilakukan melalui dokumentasi, yakni mempelajari serta menyalin catatan atau dokumen yang berhubungan dengan data yang diperlukan berupa laporan keuangan perusahaan yang meliputi gambaran umum perusahaan, jenis produk dan jumlah produksi, neraca dan laporan rugi laba, yang bersumber dari Perusahaan meubel Lindah Pasuruan, selanjutnya sumber data tersebut dipelajari, diklasifikasikan kemudian dianalisis.

F. Teknik Analisis Data

Dalam teknik analisis data yang akan dilakukan terdiri dari beberapa langkah yaitu meliputi:

1. Peramalan Penjualan

Untuk menyusun peramalan keuangan dalam penelitian ini penulis menggunakan metode regresi linier dan model-model yang terkomputerisasi. Analisis regresi merupakan metode yang lebih umum digunakan untuk meramalkan kebutuhan-kebutuhan keuangan dan tidak terlalu mudah terkena perangkap potensial dam metode prosentase penjualan.

Pada analisis regresi ini, persamaan yang digunakan untuk menganalisa data adalah :

Y = a + bX (Brigham dan Houston, 1999:120).

Keterangan :

Y = adalah variabel dependen

a = adalah intersep (titik potong kurva terhadap sumbu Y)

b = adalah kemiringan (slope) kurva linier

X = adalah variabel independen

Persamaan di atas dapat digunakan untuk menaksir nilai Y, jika nilai a, b, dan X diketahui. Nilai a merupakan nilai Y yang dipotong oleh kurva linier pada sumbu vertikal Y (a adalah nilai Y, bila X=0). Nilai b adalah kemiringan (slope) kurva linier yang menunjukkan besarnya perubahan nilai Y sebagai akibat perubahan setiap unit nilai X. besarnya nilai a dan b konstan sepanjang kurva linier.

2. Tingkat Pertumbuhan Penjualan

Adapun persamaan yang digunakan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan penjualan yaitu:

Gt = Tingkat Pertumbuhan Penjualan

SRt= Penjualan pada tahun t

SRt-1= Penjualan pada tahun t-1

3. Penentuan besarnya AFN (Additional Fund Needed)

4. Peramalan Neraca tahun 2007

5. Peramalan Laporan Laba Rugi Tahun 2007